Masalah penggunaan krim tabir surya sepertinya kurang diindahkan oleh sebagian dari kita. Ketika beraktivitas di luar ruangan, kita sering lupa mengaplikasikan krim tabir surya pada bagian tubuh yang terkena paparan sinar matahari. Hal itu terjadi hampir setiap hari. Padahal, apabila berlanjut terus, ada beragam jenis penyakit yang bisa mengancam kesehatan kulit kita. Sebut saja salah satunya, kanker kulit.
Sebaliknya, ada juga yang kalap membekali diri dengan beragam jenis krim tabir surya, tanpa meneliti kandungannya. Padahal, 84 persen dari 700 merek krim tabir surya yang beredar di pasar ternyata tak mampu melindungi kulit dari paparan sinar UV secara optimal. Demikian hasil temuan dari Environmental Working Group, yayasan non-profit yang memberikan informasi kesehatan pada masyarakat di Amerika Serikat. Sesungguhnya masih banyak mispersepsi seputar tabir surya yang beredar di antara kita. Simak apa saja mispersepsi tersebut, dan temukan kebenarannya.
Krim tabir surya membuat jerawat makin parah. Menurut Robert A. Weiss, MD, ketua American Society for Dermatologic Surgery dan penulis buku Photoaging, "Menjaga kulit dari paparan sinar UV sebenarnya justru dapat mengurangi munculnya jerawat di kemudian hari. Sinar matahari dapat merangsang kelenjar minyak dan menebalkan jaringan kulit, yang bisa menutup pori-pori." Oleh karena itu, selalu awali hari dengan mengaplikasikan krim tabir surya.
Kulit jadi mudah berkeringat. "Keringat yang muncul saat berolahraga, bisa mengurangi efektivitas perlindungan krim tabir surya terhadap kulit kita," tutur James Spencer, MD, asisten profesor di bidang dermatologi klinis, Mount Sinai School of Medicine. Sebaiknya, gunakan krim tabir surya yang khusus diformulasikan untuk aktivitas olahraga. Kita bisa mengenalinya lewat label "water resistant" yang tercantum pada kemasannya. Ini berarti, tabir surya jenis ini bisa melindungi kulit selama 80 menit. Tetapi, alangkah baiknya kalau kita selalu mengaplikasikannya berulangkali.
Kulit sensitif perlu menghindari tabir surya. Sebagian krim tabir surya diketahui mampu menyerap sinar UV dan bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Oleh sebab itu, cermatlah memilih krim tabir surya yang bisa memantulkan sinar UV. Biasanya, produk tersebut mengandung zinc oxide atau titanium dioksida, karena lebih aman untuk kulit sensitif. "Pemakaian krim tabir surya memang tidak membuat kita terhindar sepenuhnya dari panas matahari. Yang pasti, tabir surya berfungsi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit kulit, seperti rosacea," terang Weiss.
Semakin besar SPF-nya, semakin maksimal perlindungannya. SPF (sun protection factor) menunjukkan kemampuan krim tabir surya dalam menghambat timbulnya reaksi kemerahan pada kulit akibat paparan sinar UVB (ultra violet B). Sebagai contoh, kulit kita akan terbakar setelah terkena paparan sinar matahari selama 10 menit tanpa menggunakan krim tabir surya. Jika ia menggunakan tabir surya SPF 15, kulitnya akan terlindung 15 kali lebih lama (150 menit).
Namun, apa ini artinya kita perlu memilih tabir surya dengan kadar SPF paling tinggi, agar perlindungannya makin maksimal? Rosemary J. Geary, dermatolog asal Chandler, Arizona, menyatakan bahwa sebenarnya perbedaan perlindungan antara SPF 15, SPF 30, dan bahkan SPF 80 tidaklah sebesar jumlah angka yang tertera. Sebagian besar dokter spesialis kulit menyatakan, SPF 15 sudah cukup melindungi kulit kita. Namun usahakan untuk mengaplikasikan krim itu secara merata di seluruh tubuh.
Tidak ada matahari, tidak perlu tabir surya. Selalu aplikasikan krim tabir surya, meskipun langit sedang mendung. Krim tabir surya dibutuhkan terutama saat kita beraktivitas di luar ruangan dan terkena sinar matahari. Saat matahari sedang tak tampak, tabir surya harus tetap diaplikasikan karena sinar UVA dapat menembus awan. Yang penting untuk kita ketahui, tidak ada satu pun krim tabir surya yang bisa memberi perlindungan total terhadap sinar matahari. Itu sebabnya, istilah yang kini lazim digunakan adalah sunscreen, bukan sunblock.
Bentuk lotion lebih efektif dibandingkan gel. Efektivitas setiap krim tabir surya tergantung pada pilihan molekul pembawa yang terkandung di dalam krim tersebut. Bentuk tabir surya yang paling sering digunakan adalah losion atau krim. Ada pula bentuk lain, seperti gel atau stik. Bentuk losion dan krim cocok untuk kulit normal cenderung berminyak, karena teksturnya ringan, mudah menyerap, dan tidak lengket. Tabir surya jenis minyak mudah menyerap, namun daya lekatnya tipis, sehingga efek proteksinya kurang. Berbeda dengan gel, jenis ini lebih pas digunakan pada kulit berminyak. Untuk melindungi area tubuh seperti bibir, telinga, hidung, dan sekitar mata, kita bisa menggunakan tabir surya jenis stik. Biasanya, produk ini dicampur dengan lilin (wax) dan petrolatum. Untuk rambut, gunakan tabir surya jenis spray, karena lebih mudah diaplikasikan.
Sumber: kompas.com
Sebaliknya, ada juga yang kalap membekali diri dengan beragam jenis krim tabir surya, tanpa meneliti kandungannya. Padahal, 84 persen dari 700 merek krim tabir surya yang beredar di pasar ternyata tak mampu melindungi kulit dari paparan sinar UV secara optimal. Demikian hasil temuan dari Environmental Working Group, yayasan non-profit yang memberikan informasi kesehatan pada masyarakat di Amerika Serikat. Sesungguhnya masih banyak mispersepsi seputar tabir surya yang beredar di antara kita. Simak apa saja mispersepsi tersebut, dan temukan kebenarannya.
Krim tabir surya membuat jerawat makin parah. Menurut Robert A. Weiss, MD, ketua American Society for Dermatologic Surgery dan penulis buku Photoaging, "Menjaga kulit dari paparan sinar UV sebenarnya justru dapat mengurangi munculnya jerawat di kemudian hari. Sinar matahari dapat merangsang kelenjar minyak dan menebalkan jaringan kulit, yang bisa menutup pori-pori." Oleh karena itu, selalu awali hari dengan mengaplikasikan krim tabir surya.
Kulit jadi mudah berkeringat. "Keringat yang muncul saat berolahraga, bisa mengurangi efektivitas perlindungan krim tabir surya terhadap kulit kita," tutur James Spencer, MD, asisten profesor di bidang dermatologi klinis, Mount Sinai School of Medicine. Sebaiknya, gunakan krim tabir surya yang khusus diformulasikan untuk aktivitas olahraga. Kita bisa mengenalinya lewat label "water resistant" yang tercantum pada kemasannya. Ini berarti, tabir surya jenis ini bisa melindungi kulit selama 80 menit. Tetapi, alangkah baiknya kalau kita selalu mengaplikasikannya berulangkali.
Kulit sensitif perlu menghindari tabir surya. Sebagian krim tabir surya diketahui mampu menyerap sinar UV dan bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Oleh sebab itu, cermatlah memilih krim tabir surya yang bisa memantulkan sinar UV. Biasanya, produk tersebut mengandung zinc oxide atau titanium dioksida, karena lebih aman untuk kulit sensitif. "Pemakaian krim tabir surya memang tidak membuat kita terhindar sepenuhnya dari panas matahari. Yang pasti, tabir surya berfungsi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit kulit, seperti rosacea," terang Weiss.
Semakin besar SPF-nya, semakin maksimal perlindungannya. SPF (sun protection factor) menunjukkan kemampuan krim tabir surya dalam menghambat timbulnya reaksi kemerahan pada kulit akibat paparan sinar UVB (ultra violet B). Sebagai contoh, kulit kita akan terbakar setelah terkena paparan sinar matahari selama 10 menit tanpa menggunakan krim tabir surya. Jika ia menggunakan tabir surya SPF 15, kulitnya akan terlindung 15 kali lebih lama (150 menit).
Namun, apa ini artinya kita perlu memilih tabir surya dengan kadar SPF paling tinggi, agar perlindungannya makin maksimal? Rosemary J. Geary, dermatolog asal Chandler, Arizona, menyatakan bahwa sebenarnya perbedaan perlindungan antara SPF 15, SPF 30, dan bahkan SPF 80 tidaklah sebesar jumlah angka yang tertera. Sebagian besar dokter spesialis kulit menyatakan, SPF 15 sudah cukup melindungi kulit kita. Namun usahakan untuk mengaplikasikan krim itu secara merata di seluruh tubuh.
Tidak ada matahari, tidak perlu tabir surya. Selalu aplikasikan krim tabir surya, meskipun langit sedang mendung. Krim tabir surya dibutuhkan terutama saat kita beraktivitas di luar ruangan dan terkena sinar matahari. Saat matahari sedang tak tampak, tabir surya harus tetap diaplikasikan karena sinar UVA dapat menembus awan. Yang penting untuk kita ketahui, tidak ada satu pun krim tabir surya yang bisa memberi perlindungan total terhadap sinar matahari. Itu sebabnya, istilah yang kini lazim digunakan adalah sunscreen, bukan sunblock.
Bentuk lotion lebih efektif dibandingkan gel. Efektivitas setiap krim tabir surya tergantung pada pilihan molekul pembawa yang terkandung di dalam krim tersebut. Bentuk tabir surya yang paling sering digunakan adalah losion atau krim. Ada pula bentuk lain, seperti gel atau stik. Bentuk losion dan krim cocok untuk kulit normal cenderung berminyak, karena teksturnya ringan, mudah menyerap, dan tidak lengket. Tabir surya jenis minyak mudah menyerap, namun daya lekatnya tipis, sehingga efek proteksinya kurang. Berbeda dengan gel, jenis ini lebih pas digunakan pada kulit berminyak. Untuk melindungi area tubuh seperti bibir, telinga, hidung, dan sekitar mata, kita bisa menggunakan tabir surya jenis stik. Biasanya, produk ini dicampur dengan lilin (wax) dan petrolatum. Untuk rambut, gunakan tabir surya jenis spray, karena lebih mudah diaplikasikan.
Sumber: kompas.com
0 comment:
Post a Comment