Tuesday, September 25, 2012

Di Masa Depan, Obat Bisa Dipetik Dari Tanaman Jagung

Khasiat berbagai tanaman yang bisa dijadikan sebagai obat sudah banyak diketahui. Namun sebuah tanaman yang disulap menjadi obat, baru kali ini dijumpai. Ilmuwan di Kanada berhasil menumbukan obat dalam tanaman jagung. Penemuan ini pun digadang-gadang menjadi alternatif pembuatan obat yang ekonomis.

Peneliti dari Kanada dan Australia berhasil menciptakan jagung transgenik yang dapat mensintesis alpha-L-iduronidase, yaitu enzim untuk mengatasi penyakit genetik yang disebut mucopolysaccharidosis I (MPS I). Penyakit ini menyebabkan kerusakan jantung, otak dan organ lain secara bertahap.

Penyakit mucopolysaccharidosis (MPS) adalah salah satu gangguan penyimpanan lisosomal yang dapat diobati dengan terapi penggantian enzim. Obat-obat untuk mengatasi penyakit ini dibuat oleh perusahaan seperti Sanofi dan Shire. Proses pembuatannya membutuhkan kultur sel mamalia dalam tangki stainless steel sehingga biayanya sangat mahal.

Contohnya pengobatan MPS I dengan obat pengganti enzim Aldurazyme dari Genzyme dan BioMarin, biayanya lebih dari US$ 300.000 atau sekitar Rp 2,86 miliar selama setahun untuk pasien anak-anak. Biayanya ini bahkan bisa membengkak untuk pasien dewasa.

Dalam laporan yang dimuat jurnal Nature Communications, peneliti menjelaskan bahwa eksperimen penumbuhan obat dalam tanaman ini memang masih pada tahap awal dan belum diuji secara klinis. Masih diperlukan waktu bertahun-tahun agar metode ini dapat diterapkan secara massal dan produknya dijual di pasar.

Meskipun demikian, kerja keras ilmuwan asal Simon Fraser University ini merupakan langkah yang signifikan karena bisa menemukan cara memproduksi molekul yang dapat diterima sistem kekebalan tubuh manusia tanpa menimbulkan efek samping berbahaya.

"Kemampuan mengendalikan gula yang terikat protein dalam jagung adalah informasi penting dalam memproduksi obat-obatan dalam tanaman. Ini adalah teknologi molekuler yang menawarkan cara produksi obat dengan kualitas yang lebih baik. Namun, efikasi klinis dan keamanan obat masih perlu dibuktikan," kata George Lomonossoff dari Inggris John Innes Centre seperti dilansir Fox News, Senin (24/9/2012).

Temuan ini menandai makin berkembangnya bidang pembuatan obat lewat metode molecular farming, yaitu upaya memproduksi protein bernilai tinggi menggunakan tanaman. Beberapa perusahaan besar memang telah berupaya membuat protein kompleks lewat tanaman. Tetapi metode tersebut belum berhasil menghasilkan produk yang dapat dikomersialkan.


(pah/ir)
Sumber: Detikhealth

0 comment:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...