Hubungan Softdrink dan Kegemukan |
Kegemukan atau
biasa disebut obesitas merupakan masalah yang besar pada abad ini.
Jumlah kasus obesitas terus meningkat. Apakah Anda tahu jika mengalami
kegemukan maka risiko Anda untuk menderita diabetes dan penyakit jantung
juga meningkat di masa depan? Berbagai faktor diduga turut menyumbang
pada peningkatan angka obesitas di dunia.
Selain faktor genetik, pola makan yang kaya kalori dan jarang
berolahraga diduga berperan penting dalam peningkatan kasus kegemukan di
dunia.
Salah satu bentuk minuman yang digemari saat ini adalah soft drink atau minuman ringan. Soft drink merupakan minuman dengan pemanis yang umum ditemui dimana-mana. Salah satu bentuk soft drink yang biasa ditemui adalah minuman bersoda. Sayangnya soft drink memiliki nilai nutrisi yang rendah. Selain itu, soft drink identik
dengan makanan cepat saji berkalori tinggi. Keduanya merupakan bentuk
makanan yang dapat menambah risiko kegemukan jika dikonsumsi terus
menerus.
Apa yang membuat softdrink berbahaya?
Semakin banyak bukti yang mendukung hubungan peningkatan konsumsi soft drink dengan berbagai penyakit kronis seperti diabetes. Apa sebenarnya kandungan soft drink yang berhubungan dengan peningkatan berat badan dan penyakit seperti diabetes?
Penggunaan sirup jagung yang kaya
fruktosa pada beberapa minuman ringan diduga merupakan elemen kunci yang
dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes. Konsumsi fruktosa
menyebabkan perkembangan resistensi insulin. Kedua hal ini akan mempercepat perlemakan hati dan diabetes tipe 2.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa
pemberian minuman non-kalori sebagai ganti minuman berpemanis, dapat
menurunkan berat badan dan akumulasi lemak pada anak-anak. Hal ini
memberikan sebuah hubungan kausal antara minuman berpemanis, kenaikan
berat badan dan risiko obesitas.
Faktor risiko kegemukan yang lain
Kegemukan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat faktor yang dapat dimodifikasi dan ada faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi adalah pola hidup yang termasuk pola makan dan olahraga.
Sedangkan salah satu contoh faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah
genetik. Namun demikian bukan berarti pasrah karena gemuk dari 'sononya', justru harus disolusikan mengatasi hal tersebut.
Jadi apa hubungan pola hidup, genetik
dan kegemukan? Dalam beberapa tahun terakhir, telah diidentifikasi
berbagai gen dalam tubuh yang bertanggung jawab terhadap kegemukan. Gen kegemukan
bukanlah vonis mutlak anda akan menjadi gemuk. Namun gen ini
dikombinasikan dengan faktor pola hidup yang menunjang kegemukan,
merupakan dua hal yang memperbesar kemungkinan seseorang menjadi gemuk.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa
terdapat interaksi kuat antara faktor pola makan dan genetik seseorang.
Seseorang dengan gen kegemukan lebih rentan untuk menjadi gemuk, akibat
dari minuman berpemanis atau soft drink. Kegemukan bukanlah
sebuah 'nasib' yang tidak dapat diubah. Peningkatan risiko pada seorang
dengan gen kegemukan bisa ditekan dengan pemilihan makanan dan minuman yang lebih sehat.
Perlu ditekankan bahwa untuk memecahkan
masalah kegemukan diperlukan pendekatan multifaktor. Perubahan pola
makan dan peningkatan aktivitas merupakan langkah awal yang baik. Pola
makan yang rendah lemak, kaya buah dan sayuran, ditambah pengurangan
konsumsi soft drink merupakan kombinasi yang tepat bagi Anda yang ingin
mempertahankan berat badan ideal dan mencegah terjadinya kegemukan.
Sumber: klikdokter.com
0 comment:
Post a Comment